Tuan Putri
“KAAA ITU PLASTIK ISINYA APAAA?” teriak Sherina selagi menuruni tangga. Di tengah ruang tamunya ada dua kantong plastik besar dengan logo supermarket ternama tercetak di depannya.
“BAWA AJA SINI KE DAPUR,” balas Kayandhra dengan kembali berteriak karena dirinya sedang mencuci tangan di dapur.
Sherina menarik kursi dan duduk di sebelah Kayandhra yang lagi sibuk melihat-lihat ke sekeliling.
“Ngapain?”
Alih-alih menjawab, Kayandhra justru balik bertanya. “Alat masak di mana?”
“Itu.” Sherina menunjuk ke arah pintu lemari yang berada tepat di bawah kompor.
Melihat Kayandhra mengambil teflon, Sherina baru paham apa yang akan dilakukan Kayandhra.
“Mau masak apa?” tanyanya lagi.
Kayandhra mengambil salah satu kantong plastik tadi yang rupanya berisi bahan masakan dan mengeluarkan tomat dari sana. “Telur pakai tomat dongg.”
“IHH ITU YANG DULU GUE SUKA BANGET BUKAN SIH???” seru Sherina antusias yang berakhir membuat Kayandhra tertawa.
“Hahahaha. Iya yang ituuu. Yang tiap makan minta nambah mulu ituuu,” jawab Kayandhra tidak kalah heboh. Sherina jadi malu sendiri melihat reaksi Kayandhra.
Demi mengalihkan topik, Sherina mengambil cookies buatannya dari meja makan dan membawanya mendekati Kayandhra yang sedang sibuk dengan aktivitas memasaknya.
“Mau sambil makan ini gak?”
“Mau.”
“Buka mulutnya,” pinta Sherina sambil menyodorkan cookies di tangannya.
“Enak?”
Kayandhra dengan mulut penuh menganggkuk-angguk.
Entah angin darimana, Sherina yang sejak tadi anteng sambil menyuapi Kayandhra tiba-tiba menggerutu. “Itu masaknya masih lama gak, Ka? Aku lapaaarrr.” Satu tangannya ia gunakan untuk menopang dagu, sedangkan yang satu lagi digunakannya untuk menepuk-nepuk perutnya tanda kelaparan.
Kayandhra tertawa pelan. “Udah ini udah,” ucapnya sambil membawa piring berisi nasi dan hasil masakannya tadi. “Mau makan di sini atau ruang makan?”
“Sini aja. Males pindah,” jawab Sherina.
Kayandhra mengangguk sekilas dan kemudian mengambil posisi untuk duduk di sebelah Sherina.
“Aduh aku jadi malu, deh diambilin gini. Berasa jadi tuan putri.” Sherina menyibak rambutnya dengan
“Loh, bukannya emang tuan putri? Soalnya dari tadi aku pusing nih ada princess dari mana cantik banget begini.”
Sherina mengangguk-angguk merespon perkataan Kayandhra barusan. “OOOOH, kalo aku princess berarti kamu dayangnya, ya.”
“Iya aku dayangnya. Makanya ini dimakan jangan ngomong mulu, kasian dayangnya udah masak,” kata Kayandhra sambil menyendokkan Sherina sesuap nasi. “Oh iya, terus kalo plastik yang satu lagi isinya apa, Ka?”
“Coklat sama chips yang kamu suka.”
“IH KEREN BANGET!! Makasih ya, dayangku,” goda Sherina.
“Sama-sama putriku,” balas Kayandhra dengan senyum lebar yang merekah di wajahnya.
Hari itu telur pakai tomat yang masaknya hanya 15 menit terasa jauh lebih nikmat dari biasanya. Mungkin memang benar apa yang sering dikata orang.
Makanannya boleh jadi biasa, tapi dengan siapa kamu menghabiskannya, itu yang membuat luar biasa